Tarian Tradisional Indonesia - Jika umumnya tarian di Indonesia penuh dengan kelembutan dan senyum, maka hal ini tidak akan ditemukan didalam tarian adat Suku Minahasa yang ada di Sulawesi Utara. Kabasaran adalah Tarian adat yang kebanyakan dibawakan oleh pria lengkap dengan senjata tajam berupa pedang atau tombak ini, sangat identik dengan gerakan yang meniru perkelahian ayam jantan.
Menurut salah satu tokoh kebudayaan dari Minahasa, Jessy Wenas, Tarian Kabasaran adalah tarian adat untuk perang atau tarian untuk mengawal salah satu tokoh adat penting di Minahasa. Dahulunya tarian ini hanya dikeluarkan saat perayaan upacara upacara adat di Minahasa, namun sering dengan perkembangannya, tarian sakral inipun kini bisa ditonton publik untuk kegiatan pariwisata.
Tarian Kabasaran Minahasa
Tarian ini sebenarnya adalah tarian sakral. Tarian ini ditarikan secara turun temurun oleh generasi penari Kabasaran. Jika dalam upacara adat Minahasa, Kabasaran adalah prajurit adat yang memiliki otoritas penuh dalam jalannya sebuah upacara adat, mereka dulunya bisa membunuh atau mengusir si jahat yang mengganggu upacara penjelasan bapak Jessy Wenas.Berikut adalah foto dan gambar kelompok Penari Tarian Kabasaran yang diperankan oleh Organisasi Sanggar Seni Tou Rinembok Kecamatan Remboken
Tarian ini umumnya terdiri dari tiga babak yang terdiri dari
1. Cakalele
Yang berasal dari kata saka yang artinya berlaga, dan lele artinya berkejaran melompat lompat.
Babak ini dulunya ditarikan ketika para prajurit akan pergi berperang atau sekembalinya dari perang, babak ini menunjukkan keganasan berperang mereka pada tamu agung, serta untuk memberikan rasa aman pada tamu agung yang datang berkunjung, dimana mereka bisa membuat setan takut mengganggu tamu agung dari pengawalan penari Kabasaran.
2. Kumoyak
Yang berasal dari kata koyak artinya, mengayunkan senjata tajam pedang atau tombak turun naik, maju mundur untuk menenteramkan diri dari rasa amarah ketika berperang. Kata koyak sendiri, bisa berarti membujuk roh dari pihak musuh atau lawan yang telah dibunuh dalam peperangan.
3. Lalaya an
Pada bagian ini para penari menari bebas riang gembira melepaskan diri dari rasa berang, dibabak ini para penari bisa berekspresi riang, dibanding dua babak sebelumnya yang mengaharuskan mereka berwajah garang tanpa senyum.
Umumnya, busana yang digunakan dalam tarian ini berwarna merah, sementara hiasan kepala para penari ini terbuat dari kain ikat kepala yag diberi hiasan bulu ayam jantan, bulu burung Taong dan burung Cendrawasih.
Ada juga hiasan tangkai bunga kano-kano atau tiwoho. Hiasan ornamen lainnya yang digunakan adalah lei-lei atau kalung-kalung leher, wongkur penutup betis kaki, rerenge en atau giring-giring lonceng yang terbuat dari kuningan.
Jadi jika Anda ingin melihat tarian ini, usahakan untuk melihat jadwal kegiatan pesta adat di Minahasa.
0 komentar:
Posting Komentar
..::Terima Kasih Atas Kunjungannya::..
Silahkan tinggalkan komentar Anda segala bentuk kritik dan saran kami harapkan dari pembaca sekalian..!!!
Komentarlah dengan kata-kata yang sopan and NO SPAM..!!!
Thanks.